Tips Sukses Menjadi Digitalpreneur

Oleh : Luarsekolah 182

Pada beberapa waktu terakhir, banyak sekali aktivitas bisnis yang beralih menjadi digital, terlebih di masa pandemi. Mulai bermunculan pengusaha yang mengembangkan bisnis berbasis digital, yang dikenal dengan sebutan digitalpreneur. Digital entrepreneurship adalah transformasi kewirausahaan dengan teknologi di dunia digital, mulai dari bagaimana merancang serta memasarkan produk, menjangkau dan memberikan pelayanan kepada konsumen, mengelola arus keuangan, berkolaborasi dengan mitra, dan sebagainya tanpa harus berinvestasi lebih pada ruang fisik, sehingga berwirausaha secara digital ini memiliki berbagai keunggulan seperti lebih mudah, cepat, dan terjangkau.

Menurut data dari Statista tahun 2021, hampir 4,66 miliar orang adalah pengguna internet aktif pada Oktober 2020, alias mencakup 59% dari populasi global. Oleh karenanya, digital entrepreneurship memiliki kesempatan dan peluang yang sangat tinggi di zaman sekarang. Selain itu, menjadi digitalpreneur memungkinkan kamu untuk bekerja dari mana pun dan kapan pun, dengan fleksibilitas yang lebih besar dalam rutinitas harian. Sampai sini mungkin kamu tertarik untuk merintis karier sebagai digitalpreneur. Lantas, bagaimana rahasia sukses menjadi digitalpreneur?

Buat Rencana Keuangan Bisnismu

Digitalpreneur bisa saja lebih sedikit mengeluarkan uang dibanding dengan pengusaha yang membangun toko fisik, namun bukan berarti kamu tidak merencanakan keuanganmu. Hitung kebutuhan dana selama satu periode jangka panjang misal tahunan, kemudian bagi ke dalam periode jangka yang lebih pendek misal tiga bulan, satu bulan, atau mingguan. Rencanakan pula pendapatan yang bisa menutup modal di atas, seperti bagaimana target penjualan dan strategi yang digunakan. Tidak lupa untuk mengatur budgeting agar pengeluaran berjalan sesuai koridor yang sudah ditentukan, kemudian pastikan untuk awasi arus kas keuangan secara berkala.

Identifikasi Kekuatanmu

Penting mengetahui kekuatan dan kelemahanmu untuk membantu memvisualisasikan dengan lebih baik di mana bisnismu cocok dengan pasar dan bagaimana kamu harus memposisikan diri agar berbeda dari pesaingmu. Salah satu cara yang bisa kamu gunakan adalah analisis SWOT (strengths, weaknesses, opportunities, and threats). Untuk membuatnya, buatlah tabel yang dibagi menjadi empat bagian, dengan dua baris dan dua kolom. Di kolom pertama, tuliskan aspek-aspek yang akan berdampak positif, dan kolom kedua diisi dengan hal-hal yang dapat menghambat perkembangan bisnismu, seperti yang ditunjukkan di bawah ini.


(Sumber: Wikipedia)

Pilih Niche dan Tipe Produkmu

Niche adalah segmen dengan karakteristik dan kebutuhan yang spesifik dalam pasar yang luas. Contohnya: produk khusus rambut keriting adalah niche produk rambut yang merupakan bagian dari pasar kosmetik, atau lebih luasnya lagi pasar produk kecantikan. Untuk menemukan niche yang ideal untukmu, kamu bisa lakukan hal-hal berikut:

1. Kenali skill dan minatmu. Pilih sesuatu yang kamu enjoy ketika mengerjakannya dan sesuatu yang kamu kuasai. Kamu bisa menemukannya dari hobi, aktivitas yang kamu sukai, atau aktivitas yang menurutmu menarik jika kamu kerjakan sepanjang hidupmu.

2. Evaluasi penawaran dan permintaan di pasar. Setelah kamu tahu apa minatmu, pahami apakah ada permintaan untuk hal tersebut. Singkatnya: jika kamu memulai bisnis di bidang ini, apakah kamu akan memiliki cukup pelanggan? Kamu bisa menggunakan online tools seperti Google, SEMRush, atau lainnya untuk mengetahui permintaan dari produk atau layanan yang kamu pilih.

3. Perhatikan perkembangan tren. Seperti halnya fashion yang tergantung pada cuaca, lokasi, atau pengaruh budaya, ada topik-topik tertentu yang berubah-ubah trennya. Penting bagi digitalpreneur mengidentifikasi tema yang tidak musiman, sehingga kamu memiliki permintaan untuk produk atau layananmu sepanjang tahun. Tools yang bisa kamu gunakan adalah Google Trends, yang menunjukkan evolusi pencarian selama periode tertentu.

Analisis Pasar dan Kompetitor

Memahami kompetitor berguna untuk mengetahui keunggulan kompetitif dan kamu dapat menawarkan produk yang benar-benar unik. Kamu bisa melihat beberapa kompetitor yang unggul di bidangnya, tak perlu semuanya agar kamu tidak membuang waktu dan usahamu untuk berkompetisi dengan perusahaan yang belum tentu sesuai dengan target audiensmu. Perlu diingat bahwa proses menganalisis kompetitor ini hanya untuk mengidentifikasi praktik terbaik, bukan untuk meniru apa yang dilakukan orang lain, ya!

Buat Prototipe dari Idemu

Sebelum kamu meluncurkan produk atau layananmu di pasar, kamu perlu memastikan apakah ide bisnismu benar-benar layak. Untuk melakukannya, kamu bisa membuat MVP (Minimum Viable Product), yang pada dasarnya adalah versi sederhana dari situs web, produk, atau layananmu, dengan fitur minimum yang diperlukan untuk beroperasi. Aplikasi versi beta adalah contoh MVP. Untuk memvalidasi MVP, kamu perlu untuk mempromosikan survei, meminta bantuan dari market expert, dan melakukan A/B testing. Setelah mendapat feedback, kamu dapat melakukan perbaikan yang diperlukan dan meluncurkan produk yang lebih sesuai dengan permintaan pasar, sehingga peluang keberhasilanmu akan lebih besar.

Promosikan Bisnismu

Strategi promosi yang baik didukung oleh tiga aspek, yaitu: profil konsumen, konten yang bermanfaat, dan saluran komunikasi. Kamu perlu menemukan audiens yang tepat untuk bisnismu, memberikan konten yang bermanfaat pada mereka, dan menyediakan value dalam produk atau layanan yang kamu tawarkan. Kamu bisa mempromosikan di media sosial, email, iklan berbayar, atau melalui content marketing. Cara yang terakhir dapat menjadi pilihan yang bagus karena kamu bisa melakukannya tanpa biaya, hanya memerlukan waktu untuk memproduksi konten. Meskipun iklan berbayar meningkatkan visibilitas secara instan, content marketing akan membantumu membangun hubungan jangka panjang dengan calon pelanggan. Pelanggan ini dapat menjadi promotor merekmu, menarik lebih banyak orang ke halaman bisnismu, sehingga menciptakan siklus positif untuk bisnismu. Namun semuanya kembali disesuaikan dengan target audiensmu, ya!

Selain dengan metode bisnis yang digital, kamu juga bisa mendukung bisnismu menggunakan teknologi seperti payment gateway seperti Cashlez yang dapat menjembatani pengusaha agar bisa menerima semua jenis metode pembayaran, baik itu e-money, kartu kredit, kartu debit, atau yang lainnya. Memanfaatkan layanan seperti ini tak hanya memudahkan konsumenmu dalam bertransaksi, tetapi juga memudahkanmu sebagai digitalpreneur yang berbisnis dengan memanfaatkan teknologi digital.
Sudah siap merintis bisnis digitalmu? Perlu diingat bahwa meskipun relatif mudah untuk membangun bisnis ini, digital entrepreneurship membutuhkan banyak dedikasi dan ilmu, terutama di masa awal bisnismu. Jadi tetap bersabar dan jangan berkecil hati dengan hasil pertama, ya!




Artikel Lain :